
Malam ini, kami berdua anak gadis mungil saya, Deeva (baca : diva) berkendara mobil keliling kota tanpa tujuan entah kemana. Ditengah keramaian lalu lintas kota, saya menepi dan mengambil posisi parkir. Kami sepakat untuk berhenti dan menikmati suasana dari dalam mobil saja. Deeva pegang HP dan main game Robolox. Saya pun merebahkan sandaran kursi untuk mencari posisi nyaman sejenak.
Kami bercerita tentang cita-cita. Saya mulai bertanya deeva ingin jadi apa kelak sudah dewasa. Deeva dengan cepat menjawab, “pengen jadi Astronout”. Saya lanjutkan bertanya, kenapa ingin jadi astronout. “Mau ke bulan” jawab deeva. Saya pun lega mendengarnya, karna dia sudah paham apa itu cita-cita.
Iya, memang saya yang menceritakan apa itu Astronout. Kala itu di sekolah RA nya deeva ikut dalam acara pawai ta’aruf menyambut bulan suci Ramadhan, dan dilanjutkan dengan fashion show dengan tema profesi. Dalam dua event itu saya berpikir untuk memilih penampilan Deeva yang beda dengan peserta lainnya. Jika seragam polisi, tentara, dokter, itu sudah pasti banyak yang memakainya. Maka saya pikir pasti deeva lah satu-satunya nanti jika memakai kostum Astronout.
Ternyata benar. Kostum astronout yang saya beli di salah satu pusat belanja online, dan dilengkapi dengan Helm serta Tas yang saya rakit sendiri, menjadi kostum yang beda dengan peserta lainnya. Satu-satunya deeva. Bahkan deeva menjadi pemenang ke-3 dalam lomba Fashion Show itu.Sebagai event perdana diikuti deeva, sangatlah wajar deeva masih banyak kekurangan dalam penampilan.
Saya bangga dengan Deeva, pertama, dia mengikuti apa yang saya arahkan. Semula ia sempat protes, tidak tau apa itu astronout, karna yang lainnya pada berenca pakai kostum polisi, tentara, dokter dan profesi yang umum saja. Setelah saya berikan pemahaman bahwa kita harus tampil beda, dan pilihan kita juga adalah pilihan yang jauh lebih sulit dan hebat dari yang lainnya, barulah deeva menerima dengan semangat.
Kedua, Deeva mampu tampil bangga dengan karya orang tuanya sendiri, tampil percaya diri, meskipun tidak ada kawan lainnya yang menggunakan kostum yang sama. Bahkan dia mampu menunjukkan kepada khalayak bahwa “inilah aku, dan inilah karya orang tua ku”.
Ketiga, saya bangga, anak gadis usia 5 Tahun ini mulai memahami apa itu cita-cita, bukan hanya profesi yang latah saja, tapi adalah pilihan berdasarkan pemahaman tentang profesi itu sendiri.
Begitulah cerita malam ini, udah dulu ya, karena hujan pun turun, kami harus pindah ke lokasi yang aman. Bahaya kalau parkir di pinggir jalan saat hujan begini, apalagi ada pepohonan, bisa-bisa petir salah sasaran.
Salam Hebat…